Minggu, 21 Desember 2014

Laga Klasik Lokal Bercitarasa Baru..... PENDEKAR TONGKAT EMAS



Seperti Tidak Percaya
Sudah lama sekali saya diam membisu tidak membuka, memperhatikan, boro-boro mengobok-obok ini blog, karna di muka dunia persilatan tidak ada yang menarik, menggelitik atau pantas di caci maki lagi.

Sebelumnya saya minta maaf sebesar-besarnya.. tulisan ini di masukan ke blog Sampah Cinema Indoneisa dan Kisah Buruk Perfilman, tapi percayalah.. ceritanya tidak akan seperti itu, hanya luarnya saja, makanya baca sampai habis.

Sebagai penghuni dunia persilatan (wow...) saya selalu memperhatikan baik dan buruknya perkembangan sinema laga nasional pada khususnya, karena kalau asia sudah tidak usah diperhatikan lagi memang bagus, setiap kali ada berita akan dibuatnya, atau akan di produksinya sebuah sinema laga khususnya klasik pasti akan sampai ditelinga saya. Pertengahan tahun 2013 lalu salah satu sahabat bercerita kalau Mira Lesmana (Mirles) dan Riri Reza akan membuat sebuah film laga klasik nasional dengan judul Pendekar Tongkat Emas. Saya langsung balas BBM sahabat saya itu dengan kalimat yang entah apa menyebutnya, kalimat ketidak percayaan, yang rasanya melihat fatamorgana di gurun sahara (lebay), saya tentu saja tidak percaya seujung kuku pun kalau Mira Lesmana dan Riri Reza akan membuat film laga klasik, gila apa mereka kan terkesan idealis, selalu mengangkat isu sosial dalam filmnya dan tentu saja orang drama, apa lagi judulnya Pendekar Tongkat Emas, dikuping kayaknya d'javu atau sering banget terdengar judul cerita silat semacam itu. Di otak saya bermain beberapa scene imaginasi dimana saya lihat ada orang tua berbaju kumal, bertopi rumbia membawa tongkat dan bersilat.. ah ini tidak mungkin sekali.. begitu dalam hati saya bicara.

Karena merasa penasaran atas keterangan sahabat saya yang getol sekali menginformasikannya maka saya coba browsing, dan akhirnya saya temukan sebuah berita walau saat itu masih minim sekali infonya, cuma ada kabar kalau mira lesmana telah mengikuti ajang presentasi sebuah film dalam bentuk cerita dan ternyata memenangkannya, ajang itu adalah HAFF (Hongkong Asian Film Financing Forum). So beberapa waktu kemudian saya bisa temukan beberapa foto dari sosmed dimana Nicholas Saputra, Reza Rahardian, Eva Chelia dan Tara Basro sedang berlatih beladiri. Pada awalnya mendengar nama mereka di pajang di film silat saya pesimis sekali, bisa apa coba seorang Nicholas yang flamboyan, Eva Chelia yang manja dan lain sebagainya-dan lain sebagainya....

Sampai suatu ketika shooting yang diadakan di daerah Sumba timur dimulai, saya masih mengikuti perkembangan mereka dari waktu-kewaktu melalu youtube tentunya, kebetulan tim-nya Miles Film selalu membuat diary di youtube. Sudah terbayang indahnya film ini melihat pemandangan Sumba Timur yang bagai alam mimpi anak-anak (iya dech... perasaan waktu kecil suka mimpi main-main bukit-bukit hijau gitu.. apa saya teringat sama dunia teletubies ya... xixixixi .. tau lah.. pokoknya indah dech), koreografer adegan laga juga bikin semangat buat nonton tambah bergelora .. Helo.. penikmat wuxia mana coba yang gak apal sama muka si Xiong Xin Xin, coba liat film Wong Fei Hung dia sering banget jadi penjahat, dan kabarnya dia seorang Stuntman serta Body Double si Jet Lee lho... wow banget kan, oh iya teknik bela diri Wushu memang mendominasi di film ini, namun please out of the box lah.. jangan berpikir film silat itu harus menggunakan teknik silat 100%, karena sudah dari jaman kapan tahun yang namanya industri film yang notebene nya untuk tontonan pasti harus menampilkan hal-hal yang menarik, yang namanya film laga dari dulu sudah menggunakan berbagai macam teknik beladiri untuk tampilannya (kalau paham beladiri pasti tau lho..), disebut film silat ya .. karena hanya sebutan aja dari dulu, sudah kebiasaan begitu, walau seharusnya dari awal disebut film laga jadi tidak menunjuk ke salah satu cabang beladiri. Well setidaknya menjadikan film ini memiliki rasa baru... rasa yang belum pernah ada sebelumnya.

Setelah setiap hari dipromosikan di sosial media akhirnya waktunya datang juga, Kamis 18 Desember 2014, setelah setahun lebih menunggu, setelah hampir 25 tahun tidak ada film laga klasik, pada akhirnya muncul juga film semacam ini. Setelah makan siang saya paksakan pergi ke Summerecon Mall Serpong untuk membeli tiket penayangan 16:55 sambil mencari kado natal. Pulang kerja langsung cabut ke XXI, dan "waktunya telah tiba.."

Waktunya Telah Tiba
Rasa excited menyelimuti saya ketika film dimulai, saat baru muncul tulisan "Miles Film", dan kemudian muncul pemandangan saya maksud diatas, hamparan perbukitan hijau, persis... dunia teletubies, indah banget pokoknya, baru lah scene pertama dimulai ketika Cempaka (Christine Hakim) sang Pendekar Tongkat Emas yang tersohor itu, sedang melintasi perbukitan hijau sambil menatap dunia dengan pandangan penuh rasa. Ya film ini menceritakan tentang sebuah senjata maha sakti yaitu Tongkat Emas, yang dimiliki oleh seorang pendekar wanita bernama Cempaka. Saat muda dulu Cempaka adalah pewaris senjata Tongkat Emas dan jurus terakhir Tongkat Emas Melingkar Bumi dari gurunya, karena tekad yang kuat untuk membesarkan dan melestarikan perguruan tongkat emas, Cempaka Muda (Prisia Nasution) rela berpisah dengan Suami nya yaitu Naga Putih (Darius Sinatria) serta anak semata wayangnya yang kemudian diketahui bernama Elang. Dalam mengarungi dunia persilatan Cempaka yang sangat sakti itu tidak terkalahkan, tekatnya untuk memerangi kejahatan pun di laksanakan, dengan maha senjata dan jurus sakti tongkat melingkar bumi membuat semua musuh-musuh nya habis terbantai. Namun walau begitu, Cempaka tetaplah seorang wanita, yang memiliki hati lembut dan keibuan, apalagi dia telah berpisah dan bersumpah tidak akan menemui anaknya lagi, cempaka iba akan anak-anak dari musuhnya yang telah tewas ditangannya, Cempaka pun mengangkat Kala Biru (Reza Rahardian) dan Daya Gerhana (Tara Basro) yang merupakan putra-putri dari dua orang musuhnya, selain itu dia juga mengangkat seorang gadis sebagai murid dialah Dara (Eva Chelia) dan seorang yatim piatu Lembah Angin (Arya Kusuma).

Seperti seorang ibu Cempaka mendidik ke-empat muridnya dengan penuh kasih sayang, hingga pada suatu ketika, cempaka menyuruh dua orang murid seniornya Kala Biru atau Biru, dan Daya Gerhana atau Gerhana untuk menghadiri pertandingan silat tahunan di perguruan Sayap Merah, Pertandingan tahunan ini dihadiri oleh datuk tertinggi dunia persilatan (Slamet Raharjo) dan seluruh perguruan beserta muridnya, pertandingan tersebut dari waktu ke waktu selalu dimenangkan oleh perguruan Sayap Emas. Namun ada satu yang disayangkan, Perguruan Tongkat Emas pimpinan Maha Guru Cempaka tidak pernah mengikuti pertandingan tahunan tersebut, Cempaka hanya rajin mengirim muridnya sebagai penghormatan saja, maka dari itu pimpinan perguruan sayap emas (Whani Dharmawan) menitip salam hormat kepada Cempaka melalui Biru Dan Gergana.

Dilain tempat malam harinya cempaka mengumpulkan ke empat muridnya, pendekar wanita tua ini merasa sudah tiba masanya mewariskan senjata maha sakti Tongkat Emas kepada salah satu muridnya yang dianggap paling tepat. Cempaka akhirnya menjatuhkan tongkat emas kepada Dara, murid termuda dan terpolos, pada awalnya Dara menolak karena merasa tidak ber-hak atas senjata andalan itu, namun Cempaka memutuskan demikian dan tidak bisa dibantah lagi. Biru yang sejak awal mengincar Tongkat Emas menjadi geram dan kesal, Gerhana yang berpihak kepada Biru membuat minuman dengan campuran racun ular untuk gurunya Cempaka. Keesokan harinya, Cempaka berniat membawa Dara dan Angin ke suatu tempat, untuk menurunkan jurus pelenkap senjata tongkat emas yaitu Jurus Tongkat Emas Melingkar Bumi, namun di tengah perjalanan Biru dan Gerhana menghadang dan berusaha merebut tongkat emas, pertarungan terjadi, Dara dan Angin bukan tandingan Biru dan Gerhana yang ilmunya lebih tinggi, Dara dan Angin terlempar ke jurang bersama tongkat emas, sedangkan Cempaka yang telah diracuni tidak kuasa menghadapi Biru dan Gerhana, sehingga pendekar tongkat emas ini tewas di tangan muridnya sendiri.

Dara ditolong oleh Elang (Nicholas Saputra) yang ternyata adalah pewaris jurus tongkat emas melingkar bumi, dan tidak lain dia adalah putra Cempaka dan Naga Putih. Setelah tongkat emas direbut kembali oleh Biru dan Gerhana, kedua murid durhaka ini pun membunuh pemimpin Sayap Emas dan merubah nama perguruan menjadi Perguruan Tongkat Emas, Angin telah menjadi korban kebiadaban mereka, demikan juga dengan pemimpin perguruan Sayap Emas yang telah mereka racun. Dara yang merasa terpukul atas kematian gurunya dan adik seperguruannya itu akhirnya belajar jurus tongkat emas melingkar bumi dari Elang yang sememangnya adalah pewaris resmi. 

Balas Dendam
Setelah berhasil menguasai Jurus berpasangan Tongkat Emas Melingkar Bumi, Dara yang menggunakan cadar bersama Elang datang mengacau perguruan tongkat emas yang dipimpin oleh Biru dan Gerhana, merasa tidak mengenal Elang, orang-orang perguruan Sayap Emas yang telah dipaksa menjadi anak buah tongkat emas pimpinan biru bingung dan menganggap orang asing, namun Biru dan Gerhana lebih heran lagi karena kedua penagacau itu menggunakan jurus-jurus seperti milik mereka yaitu aliran tongkat emas. Hingga di sebuah gelanggang pertandingan mereka berempat bertemu dan Dara membuka cadarnya, dara manantang Gerhana dan Elang menantang Biru, pertarungan sengit berdurasi panjang pun terjadi, ilmu Dara yang meningkat pesat berkat didikan Elang mampu menandingi permainan tonkat Gerhana, Gerhana mulai terdesak, pertarungan berpindah ke ruangan, melihat seorang gadis kecil memanggil Gerhana "ibu" maka dara menghentikan pertarungan dan mengajak Gerhana berpindah tempat untuk duel, namun Gerhana menolak "saya bisa membunuhmu dimana saja" kata gerhana.. dia menyerang Dara tanpa ampun, namun Dara mampu mengelaknya dengan lincah, hingga suatu saat Gerhana terkena pukulan tonkat Dara dan terpental menembus jendela, pertarungan dilanjutkan dan akhirnya ditangan Dara, Gerhana tersungkur tewas. Biru yang semakin kesal menyerang Dara dan Elang dengan membabi buta, tidak habis pikir betapa hebatya ilmu Dara dan Elang. Biru sangat yakin kalau senjata Tongkat Emas hanya tongkat biasa yang tidak punya kelebihan apapun dibanding senjata lain, dia terus membabi buta namun terus tersungkur. Kehabisan akal Biru menyerang Elang dan Dara dengan sebatang pohon, dengan kekuatan penuh Biru menyerangnya. Saat itulah Dara dan Elang menyatukan kekuatan mereka bersama Senjata Maha Sakti Tongkat Emas dengan memainkan jurus Tongkat Emas Melingkar Bumi, Biru dan batang pohon besar yang dibawanya hancur bagaikan kertas tipis ditembus api, saat terakhir matanya melihat dunia ini Biru baru menyadari ternya Tongkat Emas akan berfungsi sebagaimana kehebatanya bila dipegang oleh orang yang tepat.

Setelah kematian Biru dan Gerhana, disebuah pondok Elang pergi meninggalkan dara untuk mengasingkan diri karena telah melanggar janji pada mendiang ayahnya Naga Putih untuk tidak berurusan dengan tongkat emas, Dara yang kesepian akhirnya mengangkat anak gadis Biru dan Gerhana sebagai murid, gadis kecil ini dilatih jurus-jurus tongkat emas, dan bisa diprediksi sejarah akan berulang lagi, dimana masa itu Cempaka mengangkat anak-anak musuhnya sebagai murid, dan kini pewaris Tongkat Emas terakhir Dara mengangkat putri Gerhana dan Biru yang tidak lain adalah musuhnya sebagai murid. Cerita diakhiri dengan permainan silat dan wushu oleh anak Gerhana dan Biru dengan sangat rapih dan bertenaga, dari sini bisa di bayangkan cerita akan berlanjut.

Keputusan Yang Mencengangkan
Sejak diketahui Mira Lesmana akan mengusung nama-nama besar semacam Christine Hakim, Slamet Raharjo dan bintang idola AADC Nicholas Saputra banyak pihak yang mengerutkan dahi, tapi tidak termasuk saya heeee..., reaksi itu bisa dimaklumi karena semua nama besar itu adalah orang-orang yang jarang bahkan ada yang sama sekali tidak pernah terlibat film ber-genre laga.

Banyak pertanyaan kenapa bukan pemain laga saja yang memerankan tokoh-tokoh tersebut seperti Iko Uwais, Joe Taslim malah ada yang mendengungkan nama Barry Prima dan George Rudi (wwkwkwkw...), ya kalau menurut saya (gak tau kalau menurut Miles) sudah biasa banget seorang Iko, Joe bahkan Barry Prima memainkan adegan adu jotos dan salto, namun akan beda jika dimainkan oleh aktor dan aktris lain yang belum pernah melakukannya, ketakutan akan kegagalan saat eksekusi memang ada tapi semua itu tertutupi ketika Mira Lesmana memilih untuk melatih "orang-orang baru" itu selama 8 bulan lebih, dan hasilnya bisa dilihat setelah menonton film Pendekar Tongkat Emas ini.  Ditambah lagi berperanya koreografer laga dari Hongkong Xiong Xin Xin dan team nya maka adegan laga lebih mantap. Mungkin beberapa gelintir orang yang mengaku paham film tapi ternyata tidak mengerti juga akan Genre akan terus meributkan, kok jadi kayak kungfu mandarin, atau mana silatnya? ada yg lebih gila "gak nasionalis" what ever..... ini adalah karya original anak bangsa, karya yang belum pernah go public sebelumnya, bahkan tidak mengangkat dari cerita novel, komic atau naskah manapun, adegan bela diri dalam film "punya hak" untuk berkiblat ke salah satu cabang tanpa harus merubah nama genre. Yang terpenting sebenernya adalah terpecahnya kotak-kotak yang mengurung aktor dan aktris indonesia selama ini, akhirnya aktor dan aktris yang biasa main drama bisa juga berfighting ria. Ini patut diacungi jempol, karena memang seharusnya seperti itu, janganlah mereka ditaklukan Genre, tapi mereka harus MENAKLUKAN semua Genre, itu baru namanya pemain film berbobot. Ocehan mulut orang yang mengaku pemegang kendali Investasi perfilman nasional tidak akan digubris lagi deh, semua sudah terbukti hasil film ini sangat memuaskan dan pantas untuk ditonton, dengan budget yang sangat fantastis sekitar $2 juta US atau sekitar 25 M menjadikan film ini termahal untuk ukuran film nasional.

Promosi, Sovenir dan Game
Untuk mendukung sukesnya film Pendekar Tongkat Emas, Miles dan Kompas Gramedia Studio melakukan banyak terobosan, promosi yang gencar, penerbitan Komik Prequel nya dengan judul Pendekar Tongkat Emas Lembah Angin yang menceritakan masa muda Cempaka dan awal mula dia mengangkat Angin (sibotak murid ke-empatnya) menjadi murid. Ada juga buku behind the schene PTE yang diterbitkan dan diedarkan oleh gramedia satu hari sebelum film rilis. selain itu ada juga Pendekar Tongkat Emas the Game yang bisa di download di www.nampol.net melalui aplikasi android. Sovenir dari gantungan kunci berbentuk tongkat emas, t-shirt, botol air, gelas dan lain sebagainya bisa didapat melalui salah satu toko online. wow keren banget kan.

Pasar Internasional
Film arahan Ifa Isfasyah ini akan beredar di pasar internasional dengan judul The Golden Cane Warrior, bisa dipastikan seperti film silat hongkong yang banyak beredar, nama tokoh biasaanya juga akan bertukar menjadi nama yang gampang di sebut. Masih ingat film Wind and Cloud atau Feng Yun, yupe... Feng berubah menjadi Wind (angin) dan Yun dari Fu Jing Yun berubah menjadi (Cloud) yang berarti Awan.
Mungkin di Pendekar Tongkat Emas ini nanti Selain nama Cempaka yang terdengar nusantara sekali, nama Biru akan menjadi Blue, Gerhana menjadi Eclipse, Angin menjadi Wind dan Dara akan menjadi Virgin, Naga Putih menjadi White Dragon dan lain sebagainya.... hahaha... hanya sebuah prediksi saja.

Kritik

Pemilihan para aktor dan aktris dari kalangan "umum" menjadikan film ini menarik untuk disaksikan, menghilangkan rasa penasaran juga. Selain mengobati rasa rindu akan hilangya genre ini selama 25 tahun terakhir tergerus oleh kuntilanak dan drama komedi murahan, saya juga ada sedikit persoalan, setelah dilatih 8 bulan sudah begitu bagus beradegan laga, namun adegan laga yang kebanyanakn close up itu mengurangi keindahan jurus-jurus yang dilakukan, kuda-kuda yang kurang kokoh, serta hampir semua tokoh utama berantem menggunakan tongkat, belum ada satupun scene yang menampilkan mereka beradegan laga dengan tangan kosong ataupun senjata lain. Bahasa Indonesia baku yang digunakan juga membuat 
Tara Basro sedikit terbawa arus sinetron modern, namun tidak bagi pemain lainya semua sangat bagus. Dan ini adalah film Indonesia yang recomended banget. Well done Miles dan KG studio, dituggu sequelnya. (Dede Loo 22/12/2014)

1 komentar:

  1. BANTU PROSES DANA INSTAN KTA TANPA JAMIMAN DAN KARTU KREDIT LIMIT 10-200 JUTA, SYARAT HANYA FC KTP, SLIP GAJI MIN 3/6 JUTA, ATAU KARTU KREDIT LIMIT MIN 7 JUTA USIA 1 TAHUN, NPWP DAN COVER TABUNGAN, BUNGA KTA MULAI 0.99%-1.8% PROSES MAKSIMAL 14 HARI KERJA, MELAYANI NASABAH SELURUH INDONESIA, AMAN, TERJAMIN, UNTUK INFO HUB chairul sarto utomo tlp/sms whatshap 085600125176 BERKAS FC KTP, SLIP GAJI, NPWP, COVER TABUNGAN, KARTU KREDIT BISA DIKIRIM VIA EMAIL rooly88@gmail,com atau inbok di fb Chairul Ichsan Buana,. alamat kantor BANK ANZ GEDUNG PANDANARAN SEMARANG

    BalasHapus